Tag
Saya bukan merupakan pemain lama. Saya main airsoft baru sekitar 2 tahun lebih. Kenapa saya menulis ini karena mungkin tulisan ini adalah pengalaman pribadi saya selama ini yang siapa tau bisa menjadi 2nd opinion buat yang mau terjun di dunia airsoftgun.
Pertama kali kenal airsoftgun sebenarnya pada saat saya masih sekolah di SMP 1 Bekasi, pada jaman itu saya sering sekali main ke Hero Bekasi sepulang sekolah (bandel ya ? hehehe). Kebetulan disana ada toko mainan, kalau tidak salah sih Toys City. Di toko itu terpajang banyak sekali replika Pistol dari berbagai tipe dan semuanya bertenaga gas, saat itu saya tidak tau gas apa yang dipakai dan saya belum tau kalau itu namanya airsoftgun. Saya ingat disana ada replika dari Baretta. Setiap lewat disana saya hanya bisa melihat-lihat aja dan tidak mungkin saya minta ke orang tua untuk beli, karena memang policy di keluarga kalau beli mainan harus yang edukatif , mainan yang “belum perlu” tidak akan dibeliin.
Ketika lebaran, lupa tahun berapanya, saya mendapatkan “fitrah” kalau orang jawa bilang. Nah, kesempatan tuh buat beli pistol-pistolan yang ada di Hero. Siangnya langsung saya bersama teman saya pergi ke Hero buat beli pistol-pistolan. Sampai disana ternyata duitnya kurang, seingat saya harga pistol-pistolan disana harganya Rp 300.000 – Rp 400.000 ribu dan saya hanya punya uang Rp 100.000 (jaman saya uang segitu gede banget 😀 ). Dengan tertunduk lesu saya pulang kembali ke rumah (hayah, terlalu didramatisir). Ketika kami turun koasi (nama angkot di bekasi, Koperasi Angkutan Bekasi) kami lewat di depan toko grosir mainan, dan disitu ada banyak pistol-pistolan tapi cuma dibungkus plastik. Kami langsung masuk toko itu dan langsung pilih-pilih. Saya pilih replika Baretta, ternyata yang dijual disitu adalah airsoft spring harganya waktu itu Rp 10.000-20.000 tergantung model dan detail. Pistol-pistolan yang saya beli hanya bertahan sekitar 1 minggu karena sering dibuat main bareng temen-temen dan parahnya kita main tidak pake pengaman sedikitpun, makanya di kompleks sebelah ada kasus anak yang matanya kena BB pas main.
Masuk SMU di kota Solo saya tidak lagi main airsoftgun, karena disana saya lebih suka main motor hehehe. Pas kuliah ada senior yang memperkenalkan kembali sama airsoftgun, tetapi pas saya liat kok yang sekarang lebih bagus-bagus, pake batere lagi. Godaan kembali muncul hahaha. Apalagi saya saat itu sudah bekerja sebagai tenaga out source di PT Telkom, brarti ada dana buat beli mainan neh.
Sebelum memulai “misi”, saya melakukan Recon dulu. Maksudnya saya ikutan forum-forum airsoft dan mencari toko-toko online yang menjual mainan tersebut. Karena saya di Bandung, satu nama yang muncul yaitu toko yang ada di Ranggamalela. Meluncurlah kesana, saya tertarik dengan replika M4A1 tetapi karena ini airsoft pertama ya saya juga tidak mau yang mahal-mahal. Disana ada Well R6E, langsung di tebus deh. Setelah itu setiap minggu saya pasti tidak pernah absen kalau main di kampus, waktu itu seragam dan peralatan cuma pakai kaos dan celana jeans plus goggle Besgard. Kalau di kantor pas ada waktu luang pasti saya membuka forum-forum airsoft, hal yang pertama kali saya buka di web browser adalah forum airsoft. Saya mulai berpikir kalau saya kecanduan dengan airsoftgun. Sedikit-sedikit saya mulai membeli aksesoris untuk airsoft seperti ACOG, Laser, Flashlight, frontsight, dsb. Bulan demi bulan saya rela mengalokasikan dana untuk senang-senang (nonton, makan2, jalan2, dsb) untuk airsoftgun, bukankah airsoftgun itu juga cuma buat fun, saya berpikir begitu. M4A1 saya sudah mulai “cakep”, mulai ada godaan lagi untuk melengkapi seragam biar keren haha. “Jalur” pertama saya adalah gaya SWAT, saya mulai mencari referensi-referensi tentang SWAT dan mulai membeli sedikit demi sedikit perlengkapan SWAT. Vest SWAT saya beli pertama kali, kemudian PASGT, baju SWAT, kneepad+elbow pad, bahkan HT pun saya beli. Kelemahan saya adalah saya cepat bosan dan tidak bisa fokus di satu “tujuan”. Mulai deh melirik gaya lain, kali ini adalah PMC. Bisa ditebak apa yang terjadi, barang-barang dikamar jadi penuh dan lagi-lagi saya rela tidak untuk nonton, makan-makan, jalan-jalan demi airsoftgun. Sebenernya godaan bukan dari perlengkapan pakaian, tapi dari mainan juga. Apalagi muncul replika L96 AWP buatan China dan ada salah satu relasi di airsoftgun yang menawarkan harga jauh lebih murah dari pasaran walaupun harus menunggu sampai 2 bulan. Langsung tuh saya bayar DP. Bulan-bulan berikutnya saya masih harus puasa untuk “hangout” tapi anehnya saya tidak merasa keberatan, atau mungkin karena saya senang akan kegiatan ini ? saya tidak mengerti yang penting saya senang.
Bulan-bulan ke depan bisa masih mirip dengan sebelumnya, saya membeli aksesoris airsoft, perlengkapan wargame, bahkan saya membeli mainan lagi! sampai pada suatu saat saya benar-benar membutuhkan uang tetapi godaan masih saja muncul. Saya melakukan trik dengan cara menjual barang-barang airsoft milik saya yang kira-kira saya jarang pakai untuk membeli perlengkapan airsoft lain.
Kalau dipikir-pikir saya sudah menghabiskan banyak uang untuk airsoftgun, malah ibu saya pun sempat komentar tidak enak tentang kegiatan ini tapi karena saya menggunakan uang saya sendiri dan saya masih single, ibu saya tidak terlalu mempermasalahkan hehehe.
Saat ini, saya mulai merasakan kebingungan. Saya tidak tahu apakah saya menjalani airsoftgun sebagai HOBI atau telah menjadi CANDU bagi diri saya ? yang membuat saya heran, kalaupun ini adalah CANDU saya merasa rileks dan enjoy, kalaupun ini adalah HOBI saya pun senang menjalani ini walaupun capek, berkeringat, bentol-bentol, luka… yang jelas saya masih belum mau “mentas” dari dunia airsoftgun karena disinilah saya bisa mendapatkan teman-teman dari berbagai macam sifat, watak, dsb. Kalau saya rasa sih, airsoftgun itu udah kayak “Brotherhood” di seluruh indonesia, semua bersaudara tanpa memandang apakah dia superman, gatotkoco, wonderwoman, AJM, ACM, fullgear, ndeso-style, springer, aeg, gbb, dsb. Contohnya, waktu saya ada acara keluarga di tempat eyang di Solo, saya malah rela bawa airsoftgun dan perlengkapannya karena saya mau ikutan main di kampus UNS bareng SMAC (thanks to SMAC).
Itulah sebagian misteri dari dunia airsoftgun, banyak orang yang katanya “keracunan” sampai harus menguras isi dompet dan rekening demi kesenangan dan kepuasan batin, tetapi mereka masih tetap saja enjoy seperti saya. Buat para calon-calon pecandu atau penghobi airsoftgun, siap-siaplah untuk menghadapi hal-hal diatas kecuali kalian bisa memantapkan hati untuk tidak menjadi pecandu atau penghobi dunia airsoftgun.
Any comment about this ? saya tunggu komentarnya ya… terima kasih